Membangun Budaya Masyarakat Maritim dalam Kerangka Ketahanan Maritim dan Pembangunan Berkelanjutan

Pembukaan Acara FGD. Sumber foto: Kemenkomarves RI

Kita memperingati Hari Dunia untuk Keanekaragaman Budaya untuk Dialog dan Pembangunan setiap 21 Mei. Sementara itu, pada 12-13 Mei 2022 lalu, IESA (diwakili Dr. Sylvira Azwar dan Dr. Prisca Delima) memenuhi undangan acara Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion/FGD) Bilateral antara Indonesia dan Prancis bertema “Membangun Ketahanan Maritim Indonesia di Komunitas Pesisir dan Pulau-Pulau Terluar.” Agenda yang didukung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia dan Investasi (Kemenkomarves) serta Kedutaan Besar Republik Prancis untuk Indonesia dan Timor Leste ini memperlihatkan eratnya hubungan kedua negara, selain keseriusan dalam membangun lebih banyak dialog dan hubungan antara kedua negara khususnya di bidang kemaritiman.  

Duta Besar Prancis untuk Indonesia Y.M. Olivier Chambard dalam sambutannya menyatakan bahwa baik Prancis maupun Indonesia memiliki domain maritim yang luas dan berpotensi menjadi sumber kesejahteraan. Namun, di sisi lain, kedua negara juga dihadapkan pada tanggung jawab serta tantangan besar di sektor lingkungan, keberlanjutan, keselamatan, dan keamanan. Hal ini ditanggapi oleh Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenkomarves – Basilio Dias Araujo, yang menyatakan bahwa ketahanan maritim adalah upaya dan komitmen terintegrasi pada semua tingkatan, baik dalam tataran masyarakat maupun pemangku kepentingan, serta perlu dukungan penuh para pengambil keputusan baik di tingkat pusat maupun daerah. Dalam praktiknya, Gubernur Bali dalam sambutan yang dibacakan I Made Gunaja menegaskan pentingnya kerangka ketahanan maritim dalam membangun area strategis nasional dan potensi ekonomi biru, agar jangan sampai terganggu bencana alam ataupun kegiatan manusia yang mengancam laut, pesisir, keselamatan, dan keamanan. 

Sebagai dialog, FGD yang mempertemukan para pemangku kepentingan kedua negara, baik dari pemerintahan, akademisi, swasta, dan organisasi masyarakat sipil, berhasil menjadi forum berbagi aneka praktik terbaik. Prancis dan Indonesia sama-sama menghadapi tantangan berat dalam menghadapi dinamika ketahanan kemaritiman. Oleh sebab itu, rencana pembangunan yang mumpuni serta strategi yang mengarah pada penguatan ketahanan maritim dirasa sangat perlu. Hal yang menjadi sorotan utama adalah upaya menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat pesisir, pelatihan bagi para pelaut serta pelaku kegiatan maritim dari hulu hingga hilir, serta inovasi berkelanjutan pada sektor energi, konektivitas dan infrastruktur maritim, serta keselamatan dan keamanan maritim. Budaya maritim pun menjadi topik dialog yang menarik. Hal ini terkait kondisi Prancis yang unik dengan daerah metropolitan dan wilayah teritorinya yang tersebar jauh, serta kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan dengan beragam kondisi geografi, sosial, dan ekonomi.

Kegiatan Pembelajaranan Praktik Terbaik di Desa Kutuh, Bali.. Sumber foto: Kemenkomarves RI

Dalam diskusi, ada kesepahaman bahwa ketahanan maritim erat kaitannya dengan budaya dan masyarakat pengusungnya. Hal ini tercermin dalam dua hari dialog yang berlangsung padat dan kaya informasi, terkait tata kelola pemerintahan, pemberdayaan masyarakat pesisir, pengelolaan energi dan sumber daya kelautan, serta ketangguhan dalam konektivitas maritim. Dalam hal ini, membangun budaya maritim dan masyarakat pelakunya dianggap sebagai kunci peningkatan ketahanan maritim. Pelibatan dan partisipasi masyarakat dapat membantu budaya kemaritiman yang kuat yang berpengaruh pada kondisi lingkungan sosial untuk menunjang ketahanan maritim yang kuat pula. Oleh sebab itu, tindak lanjut FGD ini dirasa krusial, tidak hanya sebatas dialog lanjutan, tetapi juga upaya nyata kerja sama bilateral terkait ketahanan maritim, antara lain pada sektor kepelabuhanan, perkapalan, perikanan, keselamatan dan keamanan, transportasi laut, serta berbagai upaya merespons ancaman di laut. IESA berpendapat tindak lanjut FGD ini dapat segera diimplementasikan agar bisa memberikan sumbangsih terhadap arahan dan rencana aksi hyang semakin meningkatkan ketahanan maritim di segala sektor, baik pada tingkat kebijakan, maupun pada tingkat masyarakat yang sangat dengat berinteraksi dengan lingkungan pesisir. 

1 reply

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.