Covid-19, Kapan Mereda?

Pada tanggal 27 Maret 2020, Perkumpulan Ahli Lingkungan Indonesia (IESA) bersama Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SIL UI) mengadakan seminar secara online dengan judul “Covid-19, Kapan Mereda? Model Pandemi Covid-19 di DKI Jakarta, Simulasi Fenomena dan Intervensi Para Pihak dengan Systems Thinking”. Seminar ini dihadiri oleh 100 orang peserta dari berbagai instansi baik pemerintah maupun swasta, akademisi, peneliti dan praktisi di bidang kesehatan dan lingkungan, serta mahasiswa.

Kegiatan diskusi dan sumbang saran melalui IESA Webtalk ini adalah sebagai salah satu bentuk kontribusi IESA dalam menyelesaikan persoalan bangsa. Pada seminar ini narasumber Dr. dr. Tri Edhi Budhi Soesilo, M.Si (red- Ketua Umum IESA, Wakil Direktur SIL UI, dan Pendiri Systems Thinking dan System Dynamics PPSML SIL UI) membuat model yang memperlihatkan fenomena pandemi Covid19 berdasarkan kejadian di DKI Jakarta dengan menggunakan metode system dynamics. Model dibuat untuk melihat tren perilaku kejadian pandemi Covid-19 tersebut dan intervensinya.

Berdasarkan hasil simulasi selama 240 hari yang dimulai pada Februari 2020 tampak bahwa jumlah orang positif Covid19 bertambah secara perlahan selanjutnya memasuki fase peningkatan jumlah secara cepat (rapid growth) dan pada puncaknya jumlah orang dinyatakan positif Covid19 akan konstan pada hari ke-213. Kondisi konstan adalah kondisi jenuh (tunak) karena sudah hampir semua orang rentan tertular sekalipun ada yang menunjukkan gejala klinis (simptomatik) maupun yang tidak menunjukkan gejala klinis (asimptomatik).

Intervensi dapat dilakukan dengan menurunkan aktivitas kontak untuk memperkecil penularan virus Covid19 dari satu orang ke orang lainnya atau bahkan ditiadakan sama sekali. Penurunan aktivitas kontak dapat bersifat sebagian (parsial) maupun secara total, namun dari hasi simulasi keduanya memperlihatkan hasil bahwa jumlah orang positif Covid19 akan berkurang secara signifikan. Di sisi lainnya intervensi dengan menurunkan aktivitas kontak misalnya dengan kebijakan lockdown akan menimbulkan kerugian ekonomi.

Pada seminar ini kesimpulan yang dapat diambil dengan hanya didasarkan pada hasil simulasi model (tanpa mempertimbangkan hal lain) adalah 1) Tanpa intervensi, pandemi Covid19 di DKI Jakarta akan berlangsung dengan pola perilaku sigmoid (kurva-S) dan diprediksikan akan mencapai kondisi tunak setelah 7 bulan sejak Februari 2020 dengan jumlah kasus positif Covid19 mencapai lebih dari 150.000 kasus. 2) Intervensi kebijakan menurunkan aktivitas kontak dapat menurunkan kasus positif Covid19 dengan hasil yang sangat baik.

 

Red: Wezia Berkademi


Materi dapat diundah melalui link ini:

Video pelaksanaan IESA Webtalk dapat dilihat melalui link ini:

Part 1

Part 2

Part 3

Covid-19, Kapan Mereda?

Pada tanggal 27 Maret 2020, Perkumpulan Ahli Lingkungan Indonesia (IESA) bersama Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SIL UI) mengadakan seminar secara online dengan judul “Covid-19, Kapan Mereda? Model Pandemi Covid-19 di DKI Jakarta, Simulasi Fenomena dan Intervensi Para Pihak dengan Systems Thinking”. Seminar ini dihadiri oleh 100 orang peserta dari berbagai instansi baik pemerintah maupun swasta, akademisi, peneliti dan praktisi di bidang kesehatan dan lingkungan, serta mahasiswa.

Kegiatan diskusi dan sumbang saran melalui IESA Webtalk ini adalah sebagai salah satu bentuk kontribusi IESA dalam menyelesaikan persoalan bangsa. Pada seminar ini narasumber Dr. dr. Tri Edhi Budhi Soesilo, M.Si (red- Ketua Umum IESA, Wakil Direktur SIL UI, dan Pendiri Systems Thinking dan System Dynamics PPSML SIL UI) membuat model yang memperlihatkan fenomena pandemi Covid19 berdasarkan kejadian di DKI Jakarta dengan menggunakan metode system dynamics. Model dibuat untuk melihat tren perilaku kejadian pandemi Covid-19 tersebut dan intervensinya.

Berdasarkan hasil simulasi selama 240 hari yang dimulai pada Februari 2020 tampak bahwa jumlah orang positif Covid19 bertambah secara perlahan selanjutnya memasuki fase peningkatan jumlah secara cepat (rapid growth) dan pada puncaknya jumlah orang dinyatakan positif Covid19 akan konstan pada hari ke-213. Kondisi konstan adalah kondisi jenuh (tunak) karena sudah hampir semua orang rentan tertular sekalipun ada yang menunjukkan gejala klinis (simptomatik) maupun yang tidak menunjukkan gejala klinis (asimptomatik).

Intervensi dapat dilakukan dengan menurunkan aktivitas kontak untuk memperkecil penularan virus Covid19 dari satu orang ke orang lainnya atau bahkan ditiadakan sama sekali. Penurunan aktivitas kontak dapat bersifat sebagian (parsial) maupun secara total, namun dari hasi simulasi keduanya memperlihatkan hasil bahwa jumlah orang positif Covid19 akan berkurang secara signifikan. Di sisi lainnya intervensi dengan menurunkan aktivitas kontak misalnya dengan kebijakan lockdown akan menimbulkan kerugian ekonomi.

Pada seminar ini kesimpulan yang dapat diambil dengan hanya didasarkan pada hasil simulasi model (tanpa mempertimbangkan hal lain) adalah 1) Tanpa intervensi, pandemi Covid19 di DKI Jakarta akan berlangsung dengan pola perilaku sigmoid (kurva-S) dan diprediksikan akan mencapai kondisi tunak setelah 7 bulan sejak Februari 2020 dengan jumlah kasus positif Covid19 mencapai lebih dari 150.000 kasus. 2) Intervensi kebijakan menurunkan aktivitas kontak dapat menurunkan kasus positif Covid19 dengan hasil yang sangat baik.

 

Red: Wezia Berkademi


Materi dapat diundah melalui link ini:

Video pelaksanaan IESA Webtalk dapat dilihat melalui link ini:

Part 1

Part 2

Part 3

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.